Windesi, 10 Juli 2025 — Dalam upaya memperkuat sistem pelaporan dan pengelolaan keuangan gereja yang lebih transparan, akuntabel, dan efisien, Badan Pekerja Sinode Wilayah XII menyelenggarakan Pelatihan Keuangan Gereja menggunakan Aplikasi SAPDA (Sistem Aplikasi Pelaporan Dirham Aikarai). Kegiatan ini berlangsung di Windesi, sehari sebelum Rapat Koordinasi Wilayah XII.

Pelatihan ini diikuti oleh Badan Pengawas Perbendaharaan Gereja (BPPG) se-Wilayah XIIBadan Pekerja Klasis, serta operator-operator aplikasi dari tiap-tiap klasis bahkan jemaat. Para peserta diajak mengenal dan mengoperasikan aplikasi SAPDA yang dirancang khusus untuk membantu pengelolaan keuangan gerejawi secara digital dan real-time.


Dalam era pelayanan modern, gereja dituntut untuk menghadirkan sistem administrasi dan pelaporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Kegiatan ini menjawab kebutuhan mendesak akan sistem digital yang mampu menggantikan proses manual yang selama ini memakan waktu, rentan kesalahan, dan sulit diawasi secara menyeluruh.

Aplikasi SAPDA hadir sebagai solusi yang mempermudah pencatatan, pelaporan, dan evaluasi keuangan gereja, sekaligus membangun budaya pelayanan yang jujur dan bertanggung jawab. Melalui digitalisasi, semua pihak dalam struktur gereja – dari jemaat, klasis, hingga sinode – dapat melihat dan menilai proses pengelolaan dana pelayanan secara transparan.


Dalam arahannya, Pdt. Wamafma selaku perwakilan Badan Pekerja Sinode Wilayah XII, mengingatkan bahwa keberhasilan implementasi sistem digital seperti SAPDA membutuhkan komitmen bersama dan sikap saling menopang. Beliau mengajak seluruh peserta untuk melihat perjalanan ini sebagai anak tangga yang panjang, yang harus dipijaki bersama-sama, satu per satu, dengan semangat saling menopang dalam keterbatasan.

Analogi ini menegaskan bahwa keberhasilan penggunaan teknologi dalam pelayanan bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga sikap hati dan kerja sama dalam tubuh Kristus.


Pelatihan ini berlangsung dalam suasana yang penuh hikmat dan antusiasme. Para peserta menunjukkan keseriusan dalam memahami aplikasi serta berdiskusi mengenai tantangan implementasi di lapangan. Di akhir kegiatan, peserta menyatakan komitmen untuk menerapkan hasil pelatihan dalam tugas dan pelayanan masing-masing.

Dengan dimulainya penggunaan SAPDA secara luas, diharapkan gereja-gereja di Wilayah XII dapat semakin bertumbuh dalam tata kelola yang sehatpelayanan yang profesional, dan kesaksian iman yang relevan di tengah masyarakat. (Paul Kapisa)